Sejarah Berkembangnya Agama Kristen di Tanah Batak dan Lahirnya HKBP

Berkembangnya Agama Kristen
Berkembangnya Agama Kristen

Agama Kristen adalah kepercayaan terbesar kedua setelah Islam dengan pemeluk agama yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Berbagai daerah pun menjadi tempat yang mana umat Kristiani menjadi mayoritas, misalnya seperti di Tapanuli.

Dengan banyaknya jemaat Kristen yang ada di negeri ini, berbagai organisasi keagamaan Kristen dan bermacam-macam aliran pun turut lahir mewarnai kehidupan beragama di masyarakat.

Salah satunya adalah organisasi HKBP atau Huria Kristen Batak Protestan yang menjadi gereja Kristen Protestan terbesar di Indonesia yang memiliki jutaan jemaat.

Bahkan, HKBP juga menjadi salah satu gereja yang terbesar di Asia Tenggara dan termasuk sebagai organisasi keagamaan terbesar ketiga di Indonesia setelah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

HKBP sendiri sudah ada sejak abad ke-19 di daerah yang menjadi asal dari masyarakat Batak, yaitu Tapanuli. Kelahiran HKBP sendiri juga tidak terlepas dari sejarah misionaris Eropa sejak tahun 1800-an yang membuat wilayah ini sudah memiliki penduduk lokal yang beragama Kristen.

Masuknya agama Kristen di daerah Tapanuli memang memiliki perjalanan yang cukup berliku. Sebelumnya, orang-orang Batak menganut animisme dan dinamisme.

 

Misionaris pertama yang masuk ke daerah ini adalah utusan dari Baptis Inggris, yaitu Richard Burton, Evans, dan Nathan Ward.

Mereka diperintahkan oleh Thomas Stamford Raffles untuk melakukan penginjilan ke daerah utara Sumatera, tepatnya di Silindung. Mulanya, mereka diterima masyarakat lokal. Tetapi, karena ada salah paham, mereka pun diusir masyarakat Batak Toba.

Pada 1834, penginjil dari Amerika Serikat bernama Lyman dan Munson juga mengupayakan penginjilan ke daerah Sibolga. Namun, sayangnya mereka pun dibunuh oleh Raja Panggalamei.